Latar Belakang Berdirinya HIMAS FKIP Unsyiah
Ketika IKIP Bandung cabang Banda Aceh sedang membenahi diri menuju kesuatu tahap IKIP yang berdiri sendiri, tenaga-tenaga pengajar (dosen) yang putranya berasal dari Aceh yang studinya di Pulau Jawa ikut nmengabdikan tenaganya di sini setelah menyelesaikan kesarjanaannya.
Wajah kampus Darussalam pada waktu itu berbeda dari sekarang, yakni terdapat tiga perguruan tinggi yang masing-masing berdiri sendiri, Universitas Syiah Kuala, Institut Agama Islam Ar-Raniri, dan IKIP cabang Bandung Banda Aceh.
Waktu Itu dalam tahun 1969, Institut Keguruan Ilmu Pendidikan Bandung cabang Banda Aceh mempunyai Dewan Mahasiswa sendiri, dan mempunyai dua fakultas masing-masing FKIS dan FIP (Fakultas Keguruan Ilmu-Ilmu Sosial dan Fakultas Ilmu Pendidikan). Pada waktu yang sama tidak terdapat kesatuan warga dari masing-masing jurusan yang ada.
Dalam rangka pemupukan dan pengembangan kreatifitas mahasiswa yang lebih besar dalam jurusan masing-masing, salah seorang dosen Jurusan Sejarah Teuku Syamsuddin (Alumni Unpad) mengemukakan suatu gagasan serta memberi petunjuk-petunjuk dan saran-saran, cara-cara mendayagunakan kreatifitas mahasiswa yang lebih besar, khususnya di Jurusan Sejarah.
Maksud dan cita-cita yang dikandung itu beliau sampaikan pada penulisan dan pada saat-saat kuliah diberikan kepada kami. Terakhir secara resmi beliau sampaikan kepada komisaris Jurusan Sejarah (pada waktu itu penulis sendiri) supaya persatuan warga mahasiswa sejarah segera menjadi kenyataan, setelah mendapat persetujuan dari Ketua Jurusan Sejarah (Drs. M. Sufi Abdullah), dan Dekan FKIS (Drs. Abidin Hasyem).
Kemudian maksud tersebut saya musyawarahkan bersama mahasiswa senior Jurusan Sejarah, antara lain Muhammad Ibrahim, M. Saleh Kasim, Chadijah Husen, M. Salem Wahab, Yusnani Badar, Haluddin, Jamaluddin Abdullah, Fauziah, Tioria Tambunan, Abdullah Sarong, dan Ilyas M. Ali. Musyawarah kami memperoleh kesepakatan supaya persatuan warga sejarah perlu dan wajar dibentuk dalam waktu yang tidak lama lagi.
Maksud yang tersimpan dalam dada tiap-tiap mahasiswa sejarah itu untuk beberapa waktu terpendam begitu saja, menunggu timing waktu yang tepat untuk pembentukannya. Sementara itu kami mengajukan beberapa nama organisasi warga sejarah. Banyak nama yang masuk, ada yang huruf potong (PMS) Persatuan Mahasiswa Sejarah, ada yang panjang seperti “Perhimpunan Mahasiswa Sejarah Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial”, dan “Himpunan Mahasiswa Sejarah” (Himas) FKIS yang menjadi pilihan, hasil aspirasi Dosen Jurusan Sejarah Drs. Teuku Syamsuddin (kini Dekan Fakultas Keguruan Unsyiah priode 1981-1984).
Menjelang pembentukan Himas (Himpunan Mahasiswa Sejarah) setelah rencananya mendekati kematangan, kami memberika tahukan kepada kEtua Dewan Mahasiswa IKIP Bnadung cabang Bnda Aceh, pada waktu itu Uzir Mahmud dari Jurusan Biologi. Ketua Dewan menanyakan kapan dibentuk dan diresmikan. Saya menjawab tidak lama lagi, dan anggota pengurus harian dewan akan kami undang semua. Kemudian saya menambahkan, semoga akan menyusul jurusan-jurusan yang lain, Civic Hukum, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Biologi, Ekonomi, dan Ilmu Pasti. Ketua Dewan menggangguk dan tidak memberikan komentar lebih lanjut.
Antara sesama mahasiswa Jurusan Sejarah sejak dari tingkat persiapan hingga tingkat III (karena tahun 1969 tingkat III yang tertinggi) berkerja keras untuk mengumpulkan dana pembentukan/pengresmian Himas.
Pada saat yang telah ditentukan pada Juni 1969, Himas diresmikan oleh dekan FKIS Drs. Abidin Hayem dengan komposisi pengurus yang terdiri dari pengurus harian dan 5 (lima) seksi sebagai penunjang pengurus harian.
Dalam kata sambutan Ketua I Himas priode 1969-1971, Jamaluddin Abdullah menjelaskan, bahwa tujuan Himas adalah untuk lebih mengefektifkan daya kreativitas mahasiswa sejarah yang bersifat intern maupun extern dan meningkatkan solidaritas antara sesamanya dalam mengembangkan ilmu pengetahuan di perguruan tinggi, khususnya ilmu sejarah. Ketua Dewan Uzir Mahmud, walaupun agak merasa kesal dengan pembentukan Himas sebagai organisasi lokal mahasiswa Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu-Ilmu Sosial, mengharapkan tetap bekerja sama dengan sebaik-baiknya dengan Dewan Mahasiswa yang ada sekarang.
Akhuirnya Drs. Teuku Syamsuddin mewakili Dosen Jurusan Sejarah menjelaskan, bahwa langkah-langkah yang telah ditempuh oleh Jurusan Sejarah merupakan lembaran baru bagi FKIS/IKIP Bandung cabang Banda Aceh dalam rangka meningkatkan dirinya sesuai dengan alam Perguruan Tinggi, dus tidak menyalahi dengan almamater Perguruan Tinggi itu sendiri, dan mudah-mudahan saja jurusan-jurusan lain akan menyusul.
Demikian gam,baran singkat lahirnya Himas di kampus Darussalam dan kini Himpunan Mahasiswa Sejarah Fakultas Keguruan Universitas Syiah Kuala telah berusia 12 tahun (1969 hingga 1981).
*Penulis adalah Dosen Program Studi Sejarah FKIP Unsyiah
#Kutipan Document Tabloid Cakra Himas FKIP Unsyiah tahun 1981
assalamualaikum. ini saya darkasyi mahasiswa sejarah let 2012, saya dalam prosem membuat skripsi yang berjudul PERKEMBANGAN HIMPUNAN MAHASISWA SEJARAH 1969-2015, mohon sudikiranya membantu dalam proses pengumpulan data dengan cara saya menemuai anda. atau tinggal kontok person terima kasih.
ReplyDelete